Shadana Camp 2008

Kunjungan Dr. Sara Pavan ke Bali dan Sadhana Camp SSGI Regional VII
(Bali dan Nusa Tenggara)

22 – 24 Mei 2008

r. Sara Pavan adalah seorang ahli anastesi dari Australia, beliau menjadi pengikut Baba sejak tahun 1980 dan telah bermukim di Prasanthi Nilayam sejak tahun 1993. Di sana beliau menjadi tenaga medis di Sri Sathya Sai Institute of Higher Medical Sciences. Dr. Pavan adalah salah-seorang pemimpin Organisasi Sai di Australia dan beliau juga menjabat sebagai editor dan penerbit Australian Sai Journal sejak didirikan pada tahun 1983.

Dalam kebersamaannya yang begitu dekat dengan Bhagawan Baba, Dr. Sara Pavan memiliki segudang pengalaman berharga yang berhasil direkam dalam video clips yang amat sangat langka dan luar-biasa.

Beliau tiba di Bali pada hari Kamis, 22 Mei 2008 dan pada saat Bhajan beliau berkenan untuk memberikan Dharma Wacana di Sai Center Tegehkuri Denpasar. Sekitar 400-an Sai Bhakta mendengarkan dan menyaksikan video yang ditayangkan.



Hari Jumat, 23 Mei 2008 beliau mengadakan perjalanan wisata mengunjungi beberapa tempat wisata di Bali.

Pada hari Sabtu, 24 Mei 2008, berkaitan dengan kunjungan Dr. Sara Pavan, dirangkaikan dengan pelaksanaan Sadhana Camp SSGI Regional VII (Bali dan Nusa Tenggara). Sadhana Camp yang sekiranya dilaksanakan selama dua hari (Sabtu – Minggu), dengan berbagai pertimbangan dimamfaatkan menjadi satu hari yaitu hanya pada hari Sabtu.

Sabtu, 24 Mei 2008, Dr. Sara Pavan tiba di Sai Center Denpasar sekitar pk. 08.30 Wita. Beliau kemudian mengunjungi SD Sathya Sai Indonesia di Denpasar bertemu dengan siswa dan guru TK dan SD Sathya Sai. Di akhir kunjungan beliau berfoto bersama di depan Ganesha di SD Sathya Sai.


Tepat pk. 09.00 Sadhana Camp SSGI Regional VII diawali dengan Bhajan, dan Dr. Sara Pavan berkenan menjadi salah satu leader Bhajan, beliau menyanyikan lagu Manasa Bhajare Guru Charanam. Seusai Bhajan, anak-anak SD Sathya Sai mempersembahkan tari pembukaan berupa tari Puspanjali. Dr. Sara Pavan menyaksikan dengan penuh atusias 4 orang anak SD yang membawakan tarian dan seusai menari, Dr. Sara Pavan berfoto bersama dengan ke-4 penari cilik tersebut.

Sadhana Camp dibuka secara resmi oleh Bapak Ketut Nurcahya selaku Ketua SSGI.

Ketua SSGI menyatakan kedatangan beliau merupakan berkah bagi Indonesia dan Indonesia merasa sangat bahagia karena Baba sudah mengirim beliau untuk mengunjungi Indonesia.

Setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan penyampaian materi dan penayangan beberapa video oleh Dr. Sara Pavan. Sekitar 140-an Sai Bhakta se-Bali dan ada beberapa Sai Bhakta dari Jember mendengarkan dan menyaksikan apa yang beliau sampaikan, dibantu oleh Bro. Yudi, Bro. Rai, dan Bro Denish sebagai transletter. Adapun poin-poin yang beliau sampaikan adalah sebagai berikut:


Siapakah Baba? Dr. Sara Pavan menyatakan Baba adalah masing-masing dari kita. Pengalaman setiap orang dengan Baba adalah unik dan kadang tidak masuk akal.

Tujuan kedatangan beliau di Bali adalah bagaimana supaya kasih Baba bisa menyentuh semua bhakta di sini melalui pengalaman-pengalaman beliu bersama Baba.

Beliau menyatakan bahwa Baba bukanlah perwujudan fisik seperti yang sering kita lihat. Baba ada di dalam hati setiap Bhakta.

Apa yang Baba berikan kepada kita?. Kebebasan (freedom), itulah yang Beliau berikan. Seperti seekor lebah yang terlalu banyak mengisap madu, Beliau mengurangi madu itu sehingga lebah itu bisa terbang. Umat manusia harus dikurangi keterikatannya sehingga bisa terbang ( bebas). Kenapa manusia terikat, karena ada ego dalam diri setiap orang

Dr. Sara Pavan memberikan rumusan

Manusia-Ego= Tuhan

Tuhan + Ego = Manusia

Sampai kita bisa membawa Tuhan dari pikiran ke dalam hati barulah kita bisa merasakan pengalaman dengan Tuhan. Pikiran hanya bisa mengerti tapi tidak merasakan.

Guru-guru harus mempraktekkan cintah kasih bukan hanya bicara.

Dr. Sara Pavan mengajak semua Bhakta di Bali untuk melakukan bahwa hari ini adalah untuk Baba, karena Baba selalu bersama kita

1. Untuk menegakkan Sanathana Dharma. Sanathana Dharma bukanlah agama, Sanathana berarti no change (tidak berubah sama sekali). Matahari tidak berubah tapi bulan berubah karena bulan adalah repleksi dari matahari. Jadi Sanathana Dharma adalah Dharma yang tidak berubah

2. Melindungi umat manusia

3. Membangun persatuan seluruh umat manusia

4. Membangkitkan kembali Ketuhanan dalam diri manusia

5. Mentransformasi pikiran manusia.

Hanya ada satu kasta kasta kemanusiaan

Hanya ada satu agama, agama cinta kasih

Hanya ada satu bahasa, bahasa hati

Hanya ada satu Tuhan, beliau ada dimana-mana

Tuhan ada dimana-mana (semuanya adalah Baba, istri, suami, teman, tetangga semuanya adalah Baba). Yang terpenting dari semuanya adalah bagaimana mengubah pikiran kita. Dengan apa kita mengubah dan membersihkan pikiran kita? Dengan namasmaranam. Baba tidak datang untuk membuat agama baru. Baba datang untuk menyatakan kebenaran. Tuhan ada dalam diri manusia, pada dasarnya kita adalah Tuhan, tanpa ketuhanan dalam diri kita, kita akan seperti mayat.

Yang mana yang kita pilih

1. Badan Kualitas binatang

2. Pikiran Sifat-sifat keraksasaan

3. Intelect Sifat kemanusiaan

4. Spirit Menyadari ketuhana

Pikiran dipengaruhi oleh lima panca indra dan intelect memberikan penilaian tentang apa yang dihasilkan oleh pikiran. Intelect membantu kita membedakan baik dan buruk. Badan kasar akan dikremaasi tapi atma abadi.


Dr. Sara Pavan memberikan tips: membuka hati dengan operasi bay pass kepala (pikiran).

Pikiran mengantarkan kepada kepalsuan tapi hati mengantarkan kita kepada kebenaran

Satya Sai Organisation

  1. Bayangkan kita masuk kedalam mesin cuci
  2. Kita seperti pakaian kotor
  3. Kita dikotori oleh ego dan enam musuh
  4. Organisasi bertujuan untuk membersihkan kita sehingga kita bisa menyadari ketuhanan kita

Ketika Dr. Sara Pavan tinggal di Australia, beliau banyak menerima masalah dari orang, tapi setelah tinggal di Puttaparthi, dalam interview beliau dengan Baba, Baba selalu mengatakan “ ya..ya mereka orang baik dan saya tahu mereka memberi masalah sama kamu” lama setelah beliau tinggal di Puttaparthi beliau mulai menyadari bahwa semua yang ada di Puttaparthi memiliki masalah dan beliau mulai mengerti bahwa semuanya adalah kehendak Baba, di Puttaparthilah beliau ditempa egonya oleh Baba.

Seperti halnya emas, untuk menjadi perhiasan yang indah, emas itu mesti ditempa. Itulah yang dilakukan oleh Baba kepada kita. Beliau menempa kita dengan kesulitan untuk membuat kita menjadi lebih baik dan bila kita menyatakan bahwa kita sudah tidak kuat maka Baba akan meninggalkan kita untuk sementara waktu dan melayani yang lain.

Pada awalnya antara pemuja dan yang dipuja terdapat jarak tapi dengan sadhana jarak itu akan makin dekat dan makin dekat hingga akhirnya menjadi satu.

Ketika kita bersatu dengan Tuhan, maka ego akan lenyap, semua simbol, nama, bentuk, warna, akan hilang. Mereka yang sudah mengalami ini hanya akan mereflesikan kasih, kasih untuk seluruh dunia. Kasih ada didalam semuanya, meliputi semuanya dan untuk semuanya


Definisi MAN menurut Baba

M untuk melenyapkan maya atau delusi

A memiliki visi tentng atma

N mencapai Nirvana atau kebebasan

Musuh kita adalah pikiran kita dan teman kita adalah pikiran kita. Jadilah diamond ( die mind ’matikan pikiran’).

Agama adalah untuk badan kita, spiritual adalah untuk bathin kita.

Kegiatan ritual penting untuk menyadari diri kita dan orang lain. Jabatan tangan adalah ritual, ritual digunakan untuk mengekpresikan sesuatu kepada orang lain ritual juga penting tapi hanya pada level fisik. Dalam jaman kaliyuga ini spiritual lebih penting dari ritual atau agama. Apakah mempersembahkan bunga, arathi adalah spritual? Bukan itu adalah ritual, spiritual adalah melihat Tuhan, mendengar Tuhan, dan melakukan sesuatu untuk Tuhan (selalu berada dalam Tuhan).

Jika kita berkomunikasi dengan Baba, Beliau akan menjawab dengan jelas. Jika kita bicara kepada manusia, kita gunakan pikiran tapi untuk berkomunikasi dengan Tuhan kita harus pergunakan hati. Berdoa adalah berbicara dengan Tuhan, meditasi adalah untuk mendengarkan Tuhan.

Kita adalah mahluk spiritual

Tidak ada kelahiran dan kematian

Inti dari kehidupan kita adalah immortal (tidak ada kematian)

Hidup adalah cerminan dari pikiran, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengawasi pikiran kita. Penunggang kuda untuk bisa mengontrol kuda harus memegang kendali kuda. Pikiran kita persis seperti kuda itu. Baba mengatakan kuasailah pikiran itu maka engkau akan menjadi tuan dari pikiranmu. Pikiran itu persis seperti gunung es di lautan luas. Gunung es itu yang terlihat hanyalah 10 %, 90 % ada di dalam air. Yang terlihat (10 % ) itu adalah pikiran sadar kita dan yang 90 % itu adalah pikiran bawah sadar kita yang tidak pernah kita lihat atau kita sadari sepenuhnya. Pikiran kita yang sesungguhnya ada didalam pikiran bawah sadar kita.

Pikiran kita sangat dipengaruhi oleh panca indera. Diri kita seperti rumah dengan banyak pintu, kita harus menjaga rumah kita supaya tidak dimasuki oleh binatang-binatang, kita juga harus menjaga diri kita supaya tidak dimasuki oleh hal-hal yang tidak baik.

Ada sebuah pertanyaan ”ketika Tuhan lahir kedunia dapatkah pesan Beliau di terima oleh semua meskipun Beliau tidak hadir secara fisik?

Baba : ya. Suara Tuhan bisa didengar didalam hati, dia bisa datang lewat petunjuk atau pengalaman di dalam.

Bagaimana magnet bisa menarik besi yang karatan? Dengan membersihkan karat dari besi itu. Demikian juga dengan membersihkan karat (kotoran) yang ada dalam pikiran kita maka Tuhan akan mudah menarik kita. Jika pikiran kita masih dikotori oleh debu keterikatan kita tidak akan bisa berhubungan dengan Tuhan.

WATCH your ( awasilah ) :

Word Kata-katamu

Action Tindakanmu

Though Pikiranmu

Carakter Karakter Mu

Hearth hatimu

Kita menerima sesuatu yang baik dari Tuhan kita juga harus memberikan sesuatu yang baik kepada Tuhan dengan melakukan hal yang baik kepada lingkungan, teman.

Hal-hal penting yang harus di ingat

  1. Biarkan kasih mengalir
  2. Jika ada kasih tidak ada kecemasan, ketakutan dan selalu ada kedamaian

(Lakukan hal yang benar dan lakukan sesuatu secara benar). Untuk melalukan sesuatu secara benar perlu latihan

Tuhan ku

Berikan saya kekuatan untuk mengubah sesuatu yang dapat kita rubah

Berikan saya kekuatan untuk menerima sesuatu yang tidak dapat saya rubah

Dan berikan saya kebijakan untuk membedakan antara keduanya.

Ingatlah

Tubuh adalah alat ( instrument) seperti motor atau mobil

Kita adalah pengemudi dengan pikiran sebagai steer dan intelect sebagai rem

Baba menyarankan hiduplah dalam kesederhanan dan dalam kasih

Dalam sesi tanya jawab, ada pertanyaan sbb, ”Baba adalah Tuhan, kenapa Baba membangun rumah sakit?

Dr. Sara Pavan memberikan jawaban,”Baba sebenarnya bisa saja menyembuhkan orang atau memperpanjang umur orang atau menghidupkan orang yang sudah mati. Tapi pertanyaan mendasarnya adalah bisakah kita merubahnya. Untuk mentrasformasi kita, Beliau membutuhkan alat. Di India Beliau juga dimusuhi. Tujuan Beliau membangun Rumah sakit adalah untuk memberikan kesempatan kepada orang yang tidak percaya dengan Beliau untuk mendapatkan pengobatan sedangkan untuk orang yang percaya dapat langsung berkonsentrasi kepada Baba.

Melalui RS, dll. Baba memberikan kesempatan kepada kita semua untuk melakukan karma baik. Berdasarkan Pengalamaman Dr. Sara Pavan beliau menyarankan, berhati-hatilah terhadap obat-obat. Untuk menghindari penyakit lakukan : Jauhilah stress, olahraga, diet.

Pengalaman Dr. Sara Pavan


Cerita tentang Swami menulis Om Sri Sai Ram pada pisang

Tahun 1997 pada perayaan Dasara. Dr. Sara Pavan membawa koper yang didalamnya ada pisang dan makanan lainnya. Ketika beliau membuka koper beliau menemukan tulisan Om Sri Sai Ram pada pisang yang di tulis halus. Selama perayaan Dasara itu tidak ada satu surat pun yang di ambil. Beliau hanya meminta murid beliau untuk pergi ke Purnachandra. Saat itu Dr. Sara Pavan sudah menulis surat untuk menanyakan apakah Svami yang menulis di pisang beliau. Dr. Sara Pavan hanya berpikir Svami jika Engkau yang menulis di pisang itu ambilah surat ini tapi jika tidak jangan di ambil. Akhirnya surat itu di ambil sebagai pertanda bahwa pisang itu di tulis oleh Baba. Baba ingin menunjukan bahwa Baba selalu bersama ya walaupun tasnya terkunci

Mencegah rumah kebakaran.

Suatu hari Dr. Sara Pavan sembahyang dan menyalakan dupa di altarnya, kemudian beliau tinggal ke lantai atas. Tanpa disadari api menjalar. Satu setegah jam kemudian ketika anak beliau ke altar dia melihat api membakar figura yang ada gambar Baba nya. Pigura itu seperti membatasi api itu hanya disekitar pigura itu. Dr. Sara Pavan kaget dan segera menyadari kalau tidak ada perlindungan Baba maka pastilah seluruh rumahnya sudah terbakar karena altarnya terbuat dari karpet dan bahan-bahan lain yang mudah terbakar.

Pengalaman dengan cucu

Dr. Sara Pavan mempunyai seorang anak yang sedang hamil, tapi sayang anak itu divonis oleh dokter sudah meninggal dalam kandungan, operasi caesar terpaksa dilakukan untuk mengeluarkan bayi itu dan menyelamatkan ibunya. Ketika sudah diluar, bayi itu sudah nampak biru. Dokter sudah menyatakan bahwa anak itu sudah meninggal kalau pun bisa hidup otaknya akan mengalami kerusakan. Dr. Sara Pavan mencoba melakukan prosedur standar kedokteran karena beliau sendiri adalah seorang dokter, sebenarnya prosedur itu tidak bermanfaat apa-apa karena anak itu secara kedokteran sudah dinyatakan meninggal. Ketika beliau memijit pergelangan tangan bayi itu tiba-tiba Baba berkata dalam hati beliau ” He apakah kamu akan memelihara monster (anak yang otaknya rusak ) di rumah mu?” Dr. Sara Pavan tidak tahu maksud Baba. Beberapa saat kemudian ada seorang suster yang datang dan mencoba memberi anak itu susu. Prosedur itu sebenarnya dalam kedokteran salah tapi Dr. Sara Pavan dan keluarga sudah pasrah jadi suster itu dibiarkan saja melakukan hal itu. Anak itu kemudian dibawa oleh suster itu ke ibunya dan anehnya ketika didekatkan ke ibunya untuk di kasi ASI anak yang tadinya sudah seperti mayat tiba-tiba mulai bergerak untuk pertamakalinya. Dr. Sara Pavan kaget dengan hal itu dan segera melantunkan Gayati Mantra. Inilah rahmat Baba, jika Baba menghendaki anak itu hidup maka dia pasti akan hidup dan sekarang anak itu sudah berumur 1,5 tahun dan dalam keadaan sehat. Kejadian itu mengingatkan Dr. Sara Pavan bahwa dokter hanyalah alat untuk menyembuhkan orang sakit, Tuhanlah sebenarnya yang menyembukan.

Di Israel pernah terjadi pemogokan yang dilakukan oleh dokter dan paramedis untuk menuntut gaji yang lebih besar. Anehya setelah diteliti, selama pemogokan itu pasien yang meninggal justru turun dari 275 orang menjadi hanya 75 orang.

Jadilah kembali seperti anak-anak, murni dan lugu

Ke depan kita akan banyak menghadapi tantangan dan agama bukan jawabannya tapi Tuhanlah jawaban atas tantangan itu. Spiritual adalah sesuatu yang tidak perlu dicari kemana-mana, selama 7 hari 7 malam lakukanlah sesuatu dalam Tuhan, untuk Tuhan dan kita akan menjadi Tuhan.


Pertanyaan berikutnya dari Sai Bhakta,”Bagaimana mengubah pikiran kita?”

Dr. Sara Pavan memberikan jawaban,”Apakah dokter bisa menyembuhkan kalau pasien tidak merasa sakit?. Hanya jika pasien merasa sakit dokter baru bisa menyembuhkan, tapi jika pasien sakit tapi tidak merasa sakit dokter akan kesulitan untuk menyembuhkan. Jadi dari lubuk hati yang paling dalam berdoa kepada Baba untuk membantu masalah kita. Masalah kita adalah kita sering menganggap orang lain bermasalah padahal kitalah yang bermasalah.

Demikianlah pemaparan yang disampaikan oleh Dr. Sara Pavan selama kurang lebih 7 jam. Banyak hal yang beliau sampaikan dapat mmbuka hati kita semua untuk benar-benar mengabdi pada Svami.

Seusai penyampaian materi oleh Dr. Sara Pavan, acara dilanjutkan dengan penyampaian analisis SWOT organisasi oleh Bapak Putu Suwitra sekretaris SSGI, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian Sathya Sai Identity oleh Bapak Anuraga Duarsa, serta terakhir konsolidasi organisasi di tingkat Korwil VII disampaikan oleh Bapak Ketut Sukerta selaku Korwil VII.

Acara Sadhana Camp ditutup dengan Aarathi sekitar pk. 22.00 Wita oleh Bapak Ketut Sukerta

Report:Yuli Foto: Vika & Km Arya